Yang Harus Diketahui jika Pasien Cacar Monyet Isolasi Mandiri di Rumah

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril telah mengatakan penularan cacar monyet hanya dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui benda-benda yang bersentuhan dengan penderita.

Dia meminta masyarakat umum tetap tenang menyusul temuan pertama kasus positif penyakit itu di Indonesia, di ibu kota Jakarta pada Sabtu, 20 Agustus 2022.

Menurut penjelasan Sarah Waldman, pakar penyakit menular dari University of California, AS, orang-orang paling berisiko menularkan virus cacar monyet ketika mereka sudah memiliki lesi.

Dan seseorang yang terinfeksi cacar monyet akan melihat lesi terbentuk pada tubuhnya selama dua sampai empat minggu setelah masa inkubasi awal.

Lesi pertama biasanya terbentuk di lidah atau di mulut.

Namun, tidak semua infeksi cacar monyet termasuk tahap ini.

Yang jelas, tahap pertama lesi cacar monyet pada tubuh (tahap makula) akan melihat benjolan pada tubuh baru terbentuk, memerah atau berubah warna.

Setelah itu benjolan menjadi sedikit terangkat dan ini disebut tahap papula.

Setelah lesi terangkat, akan terisi cairan bening dan menjadi seperti lepuh, yang dikenal sebagai tahap vesikular.

Cairan bening di dalam lesi kemudian akan berubah menjadi buram atau kekuningan yang disebut umbilikasi dan ini masuk tahap pustula.

Infeksi mulai sembuh segera setelah pustula mulai berubah menjadi koreng.

Proses ini dapat memakan waktu beberapa minggu, tetapi pada akhirnya kulit baru yang sehat akan tumbuh di bawah tempat lepuh berada dan keropeng akan terlepas.

Pada titik ini, infeksi cacar monyet sudah berakhir.

Pertanyaan berikutnya adalah apa saja pertimbangan seseorang yang terinfeksi cacar monyet bisa menjalani isolasi mandiri di rumah dan tidak perlu dirawat di rumah sakit? Soal ini, Guru Besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, menyebut setidaknya ada tiga pertimbangan untuk memutuskannya.

Pertimbangan yang pertama, menurut Tjandra Yoga, adalah bergantung seberapa berat keluhan dan gejala yang dialami si pasien.

Seperti telah diketahui, sejumlah gejala baru dilaporkan muncul di antara wabah cacar monyet yang sekarang terjadi.

Misalnya, lesi terbatas saja pada mulut, genital juga anal.

“Kedua, apakah pasien memiliki keadaan kesehatan atau faktor risiko yang memungkinkan penyakitnya menjadi lebih berat,” kata Tjandra Yoga lewat aplikasi pesan, Sabtu, 20 Agustus 2022.

Dalam pertimbangan ini termasuk komorbid dan terapi imun tubuh untuk perawatan penyakit yang lain.

Adapun pertimbangan ketiga, dia menyoroti jaminan meminimalisir kemungkinan penularan ke orang lain kalau diisolasi di rumah.

Kalau jaminan itu ada, tentu pasien bisa isolasi mandiri hingga infeksi berlalu.

Penting pula bagi anggota masyarakat yang lain untuk paham dan menghindari sementara apabila ada teman atau kerabat yang memiliki gejala seperti cacar monyet.

ANTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *